PENDIDIKAN ANAK PRA SEKOLAH
07.04
REVIEW
MATERI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
OLEH:
ASYIFA
RIZVI AL-MIRAZA 161301157
PENDIDIKAN
ANAK PRA SEKOLAH
Anak usia prasekolah adalah anak yang mempunyai usia di bawah
tujuh tahun, pada usia ini anak bisa diarahkan ke arah yang positif atau ke
arah yang bisa membantu perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya
cipta yang diperlukan oleh anak tersebut.
Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak balita
sebelum masuk sekolah taman kanak-kanak atau pendidikan dasar pertama yaitu
sekolah dasar (SD). Sistem pendidikan ini juga sering dinamakan dengan
pendidikan usia dini atau PAUD. Sistem pendidikan pra sekolah ini pertama kali
dikenal oleh masyarakat ketika mereka mulai menyadari arti pentingnya mendidik
anak sejak dini. Adapun tujuan utama
dari pendidikan pra sekolah adalah untuk mengembangkan tingkat kecerdasan dan
mental baik secara fisik dan rohani, serta membentuk karakter anak agar bisa mengatur perasaan emosi
serta punya jiwa sosial yang tinggi. Sehingga ketika mereka masuk pada tingkat
pendidikan dasar pertama, anak-anak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan lebih mandiri.
Adapun pelajaran yang diberikan pada sistem pendidikan pra
sekolah tidak hanya melalui perkataan saja, namun justru lebih mementingkan
pada bentuk-bentuk permainan
edukatif dan kandungan moral yang tinggi. Jadi anak tidak
akan merasa terbebani dan tetap bisa melewati masa kanak-kanaknya yang penuh
kegembiraan bersama teman-teman sebayanya.
1.
Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah
Pada usia tiga tahun anak mampu melakukan
berbagaigerkan-gerakan yang telah bagus, seperti melempar menaiki tangga dan
berlari.Sebagai orang tua dan guru harus memiliki potensi untuk mendorong
untuk perkembangan koqnitif dan motorik anak tersebut. Dengan
demikian perlu adanya perencanaan pendidikan untuk anak Prasekolah
sehingga kognitif dan motorik anak dapat terarahkan dengan baik. .Dengan demikian perencanaan
yang harus dilakukan guru dan orang tua untuk mendorong perkembangan
jasmani anak-anak antara lain:
· Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bermain
· Menyediakan fasilitas yang
merangsang pergerakan motorik kasar dan halus.
2.
Keteraturan dan Ketidak-teraturan Perkembangan Anak
Prasekolah
Guru mempunyai kecenderungan
memperlakukan anak didiknya dengan perlakukan rata-rata atau sedikit di atas
rata-rata. Walaupun ada di antaranya guru yang sedikit menyimpang, akan tetapi
dalam beberapa hal masih dapat diterima.
· Perbedaan yang ada di antara
anak-anak biasanya adalah dalam betuk budaya, bahasa, sosial dan perbedaan atau
kelainan yang ditemukan.
· Perbedaan budaya, setiap
kelompok manusia di dalam suatu masyrakat mempunyai nilai budaya yang khas
sifatnya. Budaya dapat diartikan sebagaisikap dan tigkah laku yang telah
dipelajari dan dimiliki sekelompok orang.
· Perbedaan bahasa, jika anak
bebeda dari segi budaya maka seringkali mereka juga berbeda dari segi
bahasa yang dipergunakan. Misalnya anak memiliki kemampuan retorika berbahasa
indonesia yang berbeda, ini juga dapat menyebabkan anak menjadi malu dan
terhambat perkembangan sosialnya.
· Perbedaan kelas sosial ekonomi,
dari hasil penelitian ditemukan bahawa ada perbedaan yang sangat
signifikan dalam tugas akademik antara anak yang berasal dari keluarga
kurang mampu dengan anak dari keluarga yang lebihmampu. Perbedaan ini pada
dasarnya bukan berasal dari keturunan (heraditas), namun sering dikatakan
dengan pengaruh lingkungan.
Ciri-ciri
Anak Prasekolah atau TK
Dalam proses perkembanganya ada
ciri-ciri yang melekat dan menyertai periode anak tersebut. Menurut Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003)
mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada TK. Ciri-ciri anak TK dan prasekolah yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif.
1.
Ciri
Fisik Anak Prasekolah atau TK
Penampilan maupun gerak gerik
prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.
Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol
terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah
anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup,
seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal
aktivitas yang tenang diperlukan anak.
2.
Ciri Sosial Anak Prasekolah atau TK
Umumnya anak pada tahapan ini
memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka
umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan
teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi
kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
Anak lebih mudah seringkali
bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932) dalam social participation among
praschool children melalui pengamatannya terhadap
anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku
sosial:
a) Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan
sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya
tanpa melakukan kegiatan apapun.
b) Bermain soliter anak
bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang
dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak
saling berbicara.
c) Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku
dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain,
tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama.
d) Bermain pararel anak-anak
bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama
dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi
dengan cara tidak saling bergantung.
e) Bermain asosiatif anak
bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu,
masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri.
f) Bermain Kooperatif anak
bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing
anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau
perang-perangan.
3.
Ciri
Emosional Anak Prasekolah atau TK
Anak TK cenderung
mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering
diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut. Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi,
mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
4.
Ciri
Kognitif Anak Prasekolah atau TK
Anak prasekolah umumnya terampil
dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam
kelompoknya, sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari
mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
Kompetensi anak perlu
dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang.
Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara
mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai
berikut:
a) Lakukan interaksi
sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
b) Tunjukkan minat
terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
c) Berikan kesempatan
kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.
Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri.
a) Doronglah anak agar mau
mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku.
b) Tentukan batas-batas
tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya.
c) Kagumilah apa yang
dilakukan anak.
d) Sebaiknya apabila
berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.
0 komentar