MOTIVASI
06.57
REVIEW MATERI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Oleh:
Asyifa Rizvi Al-Miraza 161301157
MOTIVASI, PENGAJARAN, DAN
PEMBELAJARAN
Motivasi
adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah dan
bertahan lama.
Perspektif tentang Motivasi
a.
Perspektif Behavioral menekankan
imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi
murid.
b. Perspektif
Humnitis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian,
kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan kualitas positif (seperti peka
terhadap orang lain).
Menurut hierarki kebutuhan Malow, kebutuhan individual
harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut:
- Fisiologis:
lapar, haus, tidur.
- Keamanan:
bertahan hidup.
- Cinta
dan rasa memiliki: keamanan, kasih saying, dan perhatian dari orang lain.
- Harga
diri: menghargai diri sendiri
- Aktualisasi
diri: realisasi potensi diri.
- Aktualisasi
diri, kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow, diberi
perhatian khusus. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk menggembangkan
potensi diri secara penuh sebagai manusia.
Perspektif Kognitif
Persepektif kognitif menekankan arti penting dari
penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan.
Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.White (1959) yang
mengsulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk
menghadapi lingkungan mereka secara efektif , menguasai dunia mereka, dan
memproses informasi secara efisien.
Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif
untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Kebutuhan afiliasi murid
tercemin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan
dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin
hubungan postif dengan guru.
Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk
mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi Intrinsik
adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri
(tujuan itu sendiri).
Determinasi Diri dan Pilihan Personal
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka
melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan
eksternal. Para periset menemukan bahwa motivasi internal dan minat intrinsic
dalam tugas sekolah naik apabila murid punya pilihan dan peluang untuk
mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.
Pengalaman Optimal
Pengalaman optimal ini berupa perasaan senang dan
bahagia yang besar. Pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika orang
merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas.
Pengalaman optimal ini terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang
mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tak terlalu mudah.
Proses Kognitif Lainnya
Teori Atribusi menyatakan bahwa dalam usaha mereka
memahami perilaku atau kinerjanya sendiri, orang-orang termotivasi untuk
menemukan sebab-sebab yang mendasarinya. Atribusi adalah sebab-sebab yang dianggap
menimbulkan hasil.
Lobus persepsi murid tentan kesuksesan
atau kegagalan sebagai akibat dari faktor internal atau eksternal yang
mempengaruhi harga diri murid.
Stabilitas perepsi murid terhadap stabilitas
dari suatu sebab yang mempengaruhi kesuksesannya.
Daya Kontrol persepsi murid tentang daya kontrol
atas suatu sebab berhubungan dengan sejumlah hasil emosional seperti kemarahan,
rasa bersalah, rasa kasihan dan malu.
Motivasi untuk Menguasai
Anak dengan orientasi untuk menguasai akan fokus pada
tugas ketimbang pada kemampuan mereka, punya sikap positif, dan menciptakan
strategi berorientasi solusi yang meningkatkan kinerja mereka. Sebaliknya anak
dengan orientasi tak berdaya berfokus pada ketidakmampuan personal mereka,
sering kali mereka mengatributkan kesulitan mereka pada kurangnya kemampuan,
dan menunjukkan sikap negatif . Orientasi untuk meguasai juga bisa
dipertengtangkan dengan orientasi kinerja, yang berarti lebih memperhatikan
hasil ketimbang proses.
Self-Efficacy
Konsep self-efficacy (keyakinan akan diri sendiri)
menurut Bandura, yakni keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan
memproduksi hasil positif. Self efficacy adalah faktor penting yang
mempengaruhi prestasi murid. Murid dengan self efficacy rendah mungkin menghindari
banyak tugas belajar, khususnya yag menantang dan sulit, sedangkan dengan level
self-efficacy tinggi mau mengerjakan tugas-tugas seperti itu. Murid dengan
level self efficacy tinggi lebih mungkin untuk tekun berusaha menguasai tugas
pembelajaran ketimbang murid yang berlevel rendah.
Kecemasan dan Prestasi
Kecemasan adalah perasaan takut dan kegundahan yang
tidak jelas dan tidak menyenangkan. Sejumlah program telah diciptakan untuk
mengurangi tingkat kecemasan. Program intervensi terhadap kecemasan difokuskan
pada aspek kekhawatiran, di mana program ini berusaha mengganti pemikiran yang
destruktif dan negatif tentang kecemasan dengan pemikiran yang lebih positif
dan konstruktif.
Motivasi, Hubungan dan Konteks Sosikultural
Motivasi sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang
dikenal melalui pengalamn dengan dunia sosial.
Karakteristik demografis – Orang tua dengan pendidikan
yang lebih tinggi akan lebih percaya bahwa keterlibatan mereka dalam pendidikan
anak adalah penting. Praktik pengasuhan anak – berikut adalah praktik parenting
positif yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi:
·
Mengenal
betul anak dan memberi tantangan dan dukungan dalam kadar yang tepat.
·
Memberi
iklim emosional yang positif, yang memotivasi anak untuk menginternalisasikan
nilai dan tujuan orang tua.
·
Menjadi
model perilaku yang memberi motivasi: bekerja keras dan gigih menghadapi
tantangan.
0 komentar